Prediksi Iklim Suatu Negara Yang Akan Terjadi Tahun 2023

2022 adalah angin puyuh dan 2023 tampaknya akan menyusul. Dari kekurangan pangan global hingga bencana lingkungan dan perang, tahun 2022 merupakan tahun yang sulit bagi banyak orang. Kami berharap tahun 2023 menjadi tahun yang lebih santai dan nyaman. Namun menurut para peneliti dan ilmuwan, kita harus mempertimbangkan tujuh ramalan ini untuk tahun yang akan datang.

Perubahan iklim menyebabkan suhu yang lebih hangat

Perubahan iklim telah lama mengancam wilayah tertentu, namun baru belakangan ini merembes ke wilayah kehidupan lainnya. Sebuah studi oleh Komite Penyelamatan Internasional menemukan bahwa perubahan iklim akan menjadi salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap krisis kemanusiaan dunia saat ini. Tahun 2023 akan menjadi salah satu tahun paling berpengaruh untuk perubahan ini.

BBC melaporkan bahwa suhu pada tahun 2023 diperkirakan antara 1,08C dan 1,32C dari rata-rata pra-industri. Ini menjadikannya salah satu tahun terpanas yang pernah tercatat. Beberapa bagian dunia mengalami cuaca yang memecahkan rekor hingga tahun 2022, termasuk gelombang panas besar di Inggris musim panas ini. Tren ini kemungkinan akan berlanjut di tahun 2023.

Meningkatnya kelangkaan air dan bencana alam

Air adalah salah satu dasar kehidupan yang kebanyakan dari kita tidak menerima begitu saja. Kebanyakan orang Amerika memiliki akses ke air minum yang aman, tetapi 40 persen populasi dunia menderita tekanan air dan tidak memiliki akses ke air minum yang aman.

Akses hanya setengah dari masalah. Menurut PBB, 80 persen air limbah berakhir di lingkungan yang tidak terawat, dan lebih dari 90 persen bencana lingkungan di dunia terkait dengan air. Hubungan intim kita dengan air menjadi semakin genting dari hari ke hari dan dapat memburuk pada tahun 2023.

Diperkirakan jika kita tidak bertindak untuk menghemat air kita, lebih dari separuh populasi dunia sekarang akan tinggal di daerah yang kekurangan air. Kelangkaan air dipercepat oleh perubahan iklim, yang mengubah pola cuaca dan menyebabkan kekeringan atau banjir.

Kekurangan makanan

Pada 15 November 2022, populasi dunia mencapai 8 miliar dan diperkirakan mencapai 8,5 miliar pada tahun 2030. Jumlah yang tumbuh pesat berarti lebih banyak mulut yang harus diberi makan, tetapi kesenjangan ekonomi dan lingkungan membuat negara maju dan berkembang rentan terhadap kekurangan pangan. Tren ini diperkirakan akan berlanjut di tahun 2023.

Perubahan iklim mendatangkan malapetaka pada sistem cuaca, menyebabkan kekeringan dan banjir yang dapat memusnahkan tanaman dalam semalam. Hal ini tidak hanya berdampak pada masyarakat yang bergantung pada tanaman tersebut, tetapi juga dapat mempersulit rantai pasokan dan ekspor yang dapat menyebabkan harga pangan naik, seperti dalam kasus pandemi COVID-19. Misalnya, perang di Ukraina telah menunda pengiriman gandum, salah satu ekspor utama Rusia dan Ukraina. Kelangkaan gandum telah menyebabkan harga bahan pokok lainnya, seperti roti dan tepung, naik.

Sengketa tersebut juga menghentikan ekspor pupuk Rusia, yang merupakan seperlima dari ekspor pada tahun 2021. Harga pupuk naik dua kali lipat sejak perang dimulai, menyebabkan banyak negara Rusia yang bergantung pada pupuk memangkas keuntungan dan memiliki lebih sedikit makanan dan ekspor.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan para pemimpin G20 di KTT Bali bahwa dunia sedang menuju “krisis pangan di surga”. Krisis ini dapat melanda banyak negara berkembang yang sedang berjuang menghadapi dampak COVID-19 yang berkelanjutan, krisis iklim, dan kenaikan harga pangan.

Sampah dan polusi tidak bisa dihindari

Emisi gas rumah kaca global diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2023. TPA dan limbah makanan akan menyumbang 5 sampai 10 persen dari gas rumah kaca di tahun baru. Fast fashion menggunakan bahan kimia beracun dan praktik boros, serta mengandalkan tenaga kerja murah dan seringkali tidak adil. Fast Moda adalah grup perusahaan yang memproduksi dan menjual pakaian terjangkau yang seringkali sekali pakai.

Bahkan air kita akan dipenuhi dengan kotoran dan kita tidak akan bisa melihatnya sepanjang waktu! Mikroplastik adalah butiran kecil yang cepat meresap ke dalam air. Menurut United Geological Survey, 12 persen ikan air tawar diketahui mengandung mikroplastik.

Related Posts